Senin, 26 Februari 2024

Bimasena Raga Waskita Hadiri Forum Wilayah Komnas Perlindungan Anak Jawa Barat


ZONASIONAL - Dewan Pembina Komnas Perlindungan Anak Jawa Barat Bimasena Raga Waskita menghadiri Forum Wilayah Komnas Perlindungan Anak Jawa Barat dan menyaksikan terpilihnya Diah P Momon, S.H., M.H. sebagai Ketua Komnas Perlindungan Anak Jawa Barat sebagaimana dicalonkan oleh mayoritas Perwakilan Daerah pada Sabtu (24/2/2024).

Kegiatan yang mengambil tempat di Hotel Four Point Jl. Ir. H Juanda Dago Bandung itu mengangkat tema "Melindungi Anak Bagian Dari Bela Negara" Dihadiri oleh para pengurus dan perwakilan dari daerah se Jawa Barat.

Ketua Dewan Pembina Komnas Perlindungan Anak (PA) Jawa Barat Bimasena Raga Waskita kepada media di sela sela kegiatan menyampaikan, Rasa syukur dan apresiasinya atas keberhasilan terselenggaranya kegiatan Forum Wilayah Komnas Perlindungan Anak Provinsi Jawa Barat.


Bimasena menegaskan bahwa melindungi anak-anak adalah juga bagian dari bela negara karena masa depan bangsa ada di tangan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. Baca Juga: Ikatan Alumni (IA) ISBI Bandung Menggelar Rapat Koordinasi Menentukan Formatur Organisasi.

"Bela negara itu bukan hanya perang atau angkat senjata saja, namun melindungi anak anak dari bebagai potensi bahaya yang merusak mereka juga bagian dari bela negara. Karena anak anak ini akan menjadi generasi penerus bangsa kita di masa depan. Bisa dibayangkan jika anak anak ini menjadi generasi yang rusak. Maka akan rusak pula masa depan bangsa kita", ujar Bimasena.

Dirinya berharap di kepengurusan yang baru ini, Komnas Perlindungan Anak (PA) Jawa Barat dapat lebih berperan aktif dan lebih "bertaji" lagi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi dari Komnas Perlindungan Anak (PA).

Kepada Media, Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA) Jawa Barat Diah P Momon yang didampingi juga ole Putri Ilmia Dzikri Anindhita, Jaka Sembada Prayoga, Sony Hadi Saputra, M. Fathurahman N dan Windi Eka P, mengatakan bahwa di periode kedua kepemimpinannya di Komnas PA Jawa Barat ini. Struktur organisasi baik di provinsi dan Kota/Kabupaten akan di lakukan penguatan oleh SDM yang berkompeten dan profesional. Selain itu, Komnas PA Jawa Barat juga akan mempererat kerjasama dengan pihak pihak yang dapat memberikan kontribusi positif bagi Komnas PA. Seperti kerjasama dengan media dan berbagai pihak lainnya.

Sementara itu, Sekretaris Terpilih Komnas Perlindungan Anak (PA) Jawa Barat Putri Ilmia Dzikri Anindhita, SH, MH juga menambahkan bahwa selama ini Komnas PA Jawa Barat telah bersinergi positif dengan jajaran kepolisian. Menurut Putri, Komnas PA juga melakukan penguatan dengan memberikan apresiasi berupa penghargaan kepada jajaran personel Polri yang telah berhasil mengungkap kasus kejahatan terhadap anak.

Terkait marak kasus bullying akhir akhir ini, anggota Komnas PA Jabar Jaka Sembada Prayoga, S. Psi mengutarakan bahwa ke depan Komnas PA Jawa Barat akan memaksimalkan pendekatan preventif ke level yang paling mendasar dalam masyarakat yaitu lingkungan rumah dan sekolah. Dengan memperbanyak sosialisasi terkait bahaya bullying di lingkungan sekolah dan masyarakat.

Ketua terpilih Komnas Perlindungan Anak (PA) Jawa Barat juga kembali mengatakan bahwa Provinsi Jawa Barat adalah Provinsi dengan kasus kejahatan terhadap anak yang paling tinggi di Indonesia. Dengan keterbatasan Sumber Daya Manusia dan juga anggaran tentu menjadi tantangan tersendiri bagi jajaran Komnas Perlindungan Anak (PA) Jawa Barat.

Diah P Momon juga mengapresiasi dan merasa bangga kepada seluruh jajaran pengurus Komnas Perlindungan Anak (PA) Jawa Barat yang telah banyak berbuat di tengah segala keterbatasan bahkan hingga merogoh kocek sendiri dalam menangani suatu kasus.

Sementara itu, masih di kegiatan tersebut. Carmadi Dadi Perwakilan daerah Komnas Perlindungan Anak (PA) Kabupaten Indramayu juga menegaskan bahwa perlindungan kepada anak anak bukan hanya berkaitan dengan hal hal hukum saja namun juga perlindungan terhadap sosial ekonomi mereka. Misalnya dengan memberikan kepesertaan BPJS kepada orang tua dari anak anak tersebut yang secara otomatis akan melindungi sosial ekonomi anak anak tersebut.

Terakhir, Windi Eka P, SH anggota Komnas Perlindungan Anak (PA) Provinsi Jawa Barat menyampaikan harapannya, agar jangan sampai makin banyak anak anak di Indonesia selalu menjadi korban kejahatan yang bahkan berpotensi menjadi pelaku, yang akhirnya merusak para generasi penerus bangsa.


Untuk diketahui, menurut data dari Komnas Perlindungan Anak (PA) sepanjang tahun 2023 kasus pengaduan kekerasan terhadap anak. kasus kekerasan seksual menduduki posisi jenis kasus yang paling mendominasi adalah dengan jumlah kasus mencapai 1.915 laporan. Selanjutnya kasus kekerasan fisik yang mencapai 985 kasus serta kasus kekerasan psikis dengan jumlah 674 kasus.

Adapun jika dilihat dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus kasus tersebut, kasus kekerasan pada anak itu sering sekali terjadi di lingkungan keluarga atau rumah sebanyak 35 %. Di susul di lingkungan sekolah sebanyak 30 %, lingkungan sosial 23 %, dan lainnya mencapai 12%.

(Red)

Previous Post
Next Post

0 Comments: