Kehadiran Tanpa Undangan: Farhan Dianggap Langgar Etika Kampanye

"Pemilihan Wali Kota Bandung 2024 "

1 min read


ZONASIONAL 
– Suasana kampanye Pemilihan Wali Kota Bandung 2024 semakin memanas dengan munculnya dua insiden kontroversial yang melibatkan para kandidat. Polemik ini memicu perbincangan hangat di kalangan masyarakat dan mengundang kritik keras terhadap para calon.  

*Debat Calon Memanas: "Paeh" yang Membuat Geger*  

Dalam debat resmi para calon, Erwin, salah satu calon wakil wali kota, memicu kehebohan dengan pernyataannya yang menggunakan kata "paeh" (mati). Kata yang dinilai tidak pantas itu langsung memancing reaksi keras, baik dari audiens di lokasi maupun publik di media sosial. Farhan, calon wali kota dari pasangan lain, turut mengecam penggunaan kata tersebut, menyebutnya sebagai bentuk komunikasi yang tidak mencerminkan jiwa kepemimpinan.  

"Sangat disayangkan, ini bukan hanya soal bahasa, tetapi soal penghormatan dalam menyampaikan pandangan politik," ujar Farhan dalam pernyataan resminya.  

Pendukung Erwin membela bahwa pernyataan tersebut telah disalahartikan, namun kritik terus bergulir. Beberapa pihak bahkan mendesak Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandung untuk menegur Erwin secara resmi.  

*Kehadiran Farhan di Cijerah Fest 1.1 Picu Kontroversi*  

Tidak hanya Erwin, Farhan juga menuai sorotan setelah menghadiri *Cijerah Fest 1.1*, acara yang digagas Karang Taruna RW 05 di Cijerah. Kehadiran Farhan, yang datang tanpa undangan resmi, menuai kritik dari sejumlah pihak, termasuk panitia acara. Mereka menilai langkah ini sebagai bentuk kampanye terselubung dalam kegiatan non-politis.  

"Kami tidak pernah mengundang pasangan calon mana pun. Kehadiran beliau adalah keputusan pribadi yang tidak sesuai dengan tujuan acara," ujar Ketua Panitia Cijerah Fest 1.1 dalam pernyataan persnya.  

Namun, Farhan membantah tuduhan tersebut. Ia mengklaim bahwa kehadirannya murni untuk mendukung kegiatan warga dan sama sekali tidak bermaksud untuk berkampanye. Meski demikian, langkah ini dianggap mencederai semangat netralitas di tengah pesta demokrasi.  

*Publik Menanti Sikap Tegas*  

Dua insiden ini menjadi gambaran panasnya persaingan menuju kursi Wali Kota Bandung 2024. Para pengamat menilai, etika dalam berpolitik kini menjadi sorotan utama masyarakat.  

"KPU harus segera bertindak tegas untuk menegakkan aturan kampanye. Jangan sampai ketegangan ini meluas dan menciptakan polarisasi di tengah masyarakat," ujar salah satu pengamat politik lokal.  

Di tengah sorotan, kedua pasangan calon diminta untuk lebih berhati-hati dalam bertindak dan menjaga martabat demokrasi di Bandung. Masyarakat kini menunggu bagaimana KPU akan merespons dua kasus ini.***

Posting Komentar