Terkait Darurat Sampah di Bandung Raya, Disdik KBB Menindaklanjuti Surat Edaran Nomor 3205 tahun 2024
Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat (KBB) Dr. H. Rustiyana, S.T., M.T., M.Pd., M.A.P.
ZONASIONAL - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat yang kembali mengalami kelebihan muatan (overload), sehingga darurat sampah kembali mengancam kawasan Cekungan Bandung yang meliputi Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.
Dengan keadaan itu maka volume kiriman sampah dari Bandung Raya harus dikurangi guna mengukur waktu krisis TPA Sarimukti. Hal ini bisa terwujud dengan kolaborasi dan sinergitas seluruh pihak yang diantaranya Dinas Pendidikan guna mengurangi kiriman volume sampah di masing-masing satuan pendidikan, dan Dinas Pendidikan kabupaten Bandung Barat telah mengeluarkan kebijakan serta inovasi-inovasi agar volume sampah dari satuan pendidikan bisa dikurangi ataupun bisa hilang sama sekali.
Seperti yang disampaikan Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat (KBB) Dr. H. Rustiyana, S.T., M.T., M.Pd., M.A.P., bahwa menindaklanjuti darurat sampah di Bandung Raya, Disdik KBB menindaklanjuti surat edaran Bupati Bandung Barat Nomor 3205 tahun 2024, yang berlaku pula bagi seluruh satuan pendidikan baik SD dan SMP guna membantu atau membuat program di satuan pendidikan masing-masing dalam hal mengurangi volume sampah yang dihasilkan dan dikonsep dalam Penanganan Sampah Terpadu berdasarkan Komitmen Bersama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kota Bandung, Pemerintah Kota Cimahi, dan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
Salah satu program yang disampaikan oleh Disdik KBB diantaranya dengan mengingatkan kembali program 3R diantaranya Reduce, Reuse dan Recycle serta bisa diimplementasikan di satuan pendidikan. Selain itu dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) untuk membuat karya dengan bahan dari barang-barang bekas guna menjadi sesuatu yang bermanfaat dan atau memiliki nilai seni.
Salah salah inovasi yang bisa menjadi contoh dalam penanganan volume sampah di satuan pendidikan yaitu di SMP Negeri 2 Ngamprah yang telah menciptakan SincanDora (Mesin Pencacah Sampah Sambil Olahraga), guna mengolah sampah organik menjadi sesuatu yang bermanfaat misalnya menjadi kompos dan bisa dimanfaatkan bagi lingkungan sekitar, dan semua warga sekolah terlibat dalam pengoperasian serta proses SincanDora ini. SincanDora ini telah ikut dalam Kompetisi Inovasi Jawa Barat tahun 2024, selain itu SMPN 2 Ngamprah KBB telah menjadi sekolah Adiwiyata Mandiri dan Sekolah Siaga Kependudukan, dimana program ini menjadi program yang diimbaskan bagi sekolah lainnya baik SD maupun SMP di lingkungan Kabupaten Bandung Barat.
Jadi di lingkungan Disdik KBB semuanya telah terlibat, baik langsung maupun tidak langsung dalam hal mengurangi volume sampah di lingkungan satuan pendidikan, minimal para siswa-siswi bisa memilah sampah organik dan anorganik serta bisa memanfaatkan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi pribadi, keluarga dan lingkungan masyarakat, pungkas Rustiyana. (Red)***