Menu

Sabtu, 14 September 2024

Pemkot Bandung Keluarkan Surat Edaran No. 3498-Disbudpar/2024, Semua Tempat Hiburan Wajib Tutup


ZONASIONAL
- Menjelang Hari Besar Keagamaan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446H, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung mengeluarkan Surat Edaran Nomor 3498-Disbudpar/2024.

Sebagaimana diatur dalam pasal 73 ayat 6 Perda Nomor 14 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan bahwa bar, kelab malam, diskotik, karoke, pub, panti pijat, rumah biliar dan spa dilarang beroperasi pada hari Besar Keagamaan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H.

Untuk jenis usaha yang dijelaskan tersebut, para pengusaha, pemilik atau pimpinan usaha kepariwisataan agar ditutup pada Minggu, 15 September mulai pukul 18.00 sampai Senin, 16 September 2024 pukul 18.00 WIB.

Sementara itu, untuk pemutaran film-film di bioskop diharapkan disesuaikan dengan situasi dan kondisi hari keagamaan yang dimaksud. Dilansir dari akun Instagram @disbudpar.bdg

Apabila ternyata perusahaan melakukan pelanggaran terhadap ketentuan, maka akan dikenakan sanksi administrasi.

Oleh karenanya, Pemkot Bandung mengimbau kepada seluruh pelaku jasa usaha kepariwisataan di Kota Bandung untuk dapat mentaati dan mengindahkan ketentuan tersebut.***

Sumber: Diskominfo Kota Bandung

Kamis, 04 Juli 2024

Alkausar Cipaku Expo 2024 Present "Pekan Perkenalan Khutbatul 'Arsy" Pondok Pesantren Alkautsar Cipaku Cianjur


ZONASIONAL
 - Pondok Pesantren Alkautsar Cipaku di Cianjur bersiap menjadi pusat keramaian dan inspirasi dari tanggal 4 hingga 6 Juli 2024. Dalam rangka Alkausar Cipaku Expo 2024, pesantren ini akan menampilkan potensi santri, alumni, dan masyarakat setempat melalui serangkaian kegiatan menarik.

Karnaval Budaya Santri: Membangun Karakter dan Kreativitas

Kegiatan ini akan diawali dengan Karbaval Budaya Santri, apel tahunan yang memperlihatkan semangat dan disiplin santri Alkautsar Cipaku. Selain apel, akan ada workshop kepesantrenan yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan santri dalam kehidupan pesantren.

Penampilan spesial dari artis Ivo Chu akan menjadi puncak Karbaval Budaya Santri, memberikan hiburan dan inspirasi bagi santri dan pengunjung.

Alumni Fair: Membangun Jaringan dan Menebar Inspirasi

Alumni Fair adalah kesempatan bagi alumni Alkautsar Cipaku untuk berkumpul, berbagi pengalaman, dan membangun jaringan. Acara ini juga akan merayakan wisuda kelulusan para alumni yang telah menyelesaikan pendidikan di pesantren.

Talkshow Lintas Alumni akan menampilkan alumni yang berhasil di berbagai bidang, dari dalam dan luar negeri, berbagi cerita inspiratif dan memberikan motivasi kepada santri untuk menggapai impian mereka.

DKM Competition: Merajut Ukhuwah Islamiyah

DKM Competition akan menantang anggota DKM (Dewan Kemahasiswaan) dari berbagai desa di Sukawang. Kompetisi ini akan berpusat pada budaya religi Barzanji, tradisi lisan yang menyampaikan nilai-nilai Islam secara menarik dan mudah dimengerti.

Kompetisi ini bertujuan untuk memperkuat persaudaraan antar DKM dan melestarikan budaya religi di pesantren dan sekitarnya.


Culture Cianjuran: Merayakan Keunikan Budaya Lokal

Culture Cianjuran akan menjadi ajang untuk mempromosikan dan melestarikan budaya lokal Cianjur. Acara ini akan diisi dengan berbagai kegiatan, seperti haul dan doa bersama, penampilan dari pendakwah nasional, serta lantunan ayat suci Al-Quran oleh Qori Internasional, Sigit Abdullah, Lc.

Sigit Abdullah, Lc merupakan juara 3 MTQ Internasional yang di ikuti oleh 66 Negara yang di laksanakan oleh Pemerintah Republik Mesir di Kota Port Sa'id tahun 2022. Kehadirannya akan menjadi inspirasi bagi para santri dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas baca Al-Quran.

Acara Culture Cianjuran juga akan dimeriahkan dengan penampilan Rajah Kacapi, sebuah alat musik tradisional khas Cianjur yang akan menghidupkan suasana dengan alunan musik yang merdu.

Expo: Menampilkan Potensi Santri dan Masyarakat

Expo Alkautsar Cipaku 2024 akan menjadi platform bagi para santri dan masyarakat sekitar untuk memamerkan hasil karya dan produk unggulan mereka.

Berbagai UMKM produk santri dan masyarakat akan ditampilkan dalam bazar yang akan diselenggarakan selama tiga hari. Pengunjung dapat berbelanja produk-produk berkualitas dengan harga terjangkau, sekaligus mendukung para pelaku UMKM lokal.

Selain bazar, expo juga akan menyediakan santripreneur Corner, sebuah area khusus untuk para santri yang ingin mengembangkan bisnis mereka. Di sini, mereka dapat mendapatkan bimbingan dan pelatihan dari para pengusaha sukses, serta berjejaring dengan investor potensial.

(Red)

Senin, 17 Juni 2024

DPC PERADI Bandung Gelar Acara Berqurban dan Berbagi di Hari Idul Adha 1445 H


ZONASIONAL
 - DPC PERADI Bandung gelar acara Berqurban dan Berbagi di Hari Idul Adha 1445 H di Grha Peradi Kota Bandung jalan Talaga Bodas, Senin 17 Juni 2024.

Hadir dalam acara ini antara lain seluruh pengurus DPC Peradi Bandung, Dewan Penasehat, Komwas, DKD, Unit Kerja dan anggota DPC PERADI Bandung.

Ketua Pelaksana kegiatan Berqurban dan Berbagi DPC PERADI Bandung sekaligus Kabid Kerohanian DPC PERADI Bandung Amin Nurjamin, S.H., M.H., menerangkan kegiatan ini membagikan 500 ganting daging qurban yang diperuntukan bagi masyarakat sekitar Talaga Bodas 250 ganting serta 250 ganting bagi keluarga besar serta pengurus DPC PERADI Bandung.

Togu M. Hutagalung, S.H., M.H., Wakil Ketua DPC Bidang Organisasi, Keanggotaan Dan Magang, menambahkan semoga kegiatan Berqurban dan Berbagi DPC Peradi di Idul Adha 1445 H bisa menjadi pembelajaran dalam keikhlasan dan usaha selalu berbagi bagi warga masyarakat yang membutuhkan.


Dr. H.M. Riswan, S.H.,M.H., mewakili Ketua Dewan Penasehat Peradi Bandung memberikan apresiasi atas kegiatan Berqurban dan Berbagi DPC PERADI Bandung. Semoga dengan acara ini keluarga besar DPC PERADI Bandung semakin kompak dan selalu mengedepankan untuk selalu membela masyarakat yang membutuhkan.

Acara Berqurban dan Berbagi DPC PERADI Bandung 1445 H, diisi pula dengan prasmanan dan silaturahmi guna memperkuat tali persaudaraan di antara anggota DPC Peradi Bandung.

(Dadan Sambas)

Pelaksanaan Pemotongan Hewan Qurban di Lingkungan RW 14 Babakan Sari Bandung


ZONASIONAL
 - Dalam rangka memperingati Hari Raya Idul Adha 17 Juni 2024/ 10 Zulhijah 1445 Hijriyah, RW 14 Babakan Sari Kec. Kiaracondong Bandung melaksanakan pemotongan hewan qurban yang berlokasi di kavling RT 06 RW 14 Babakan Sari Bandung. Kamis, 17 Juni 2024.

Jumlah sapi dan domba yang diqurbankan tersebut terdiri dari 4 ekor sapi dan 21 ekor kambing yang merupakan hewan titipan qurban dari luar dan warga sekitar.

Pelaksanaan pemotongan hewan qurban itu sendiri dimotori langsung oleh Haenudin selaku ketua panitia qurban RW 14 Babakan Sari yang juga dibantu oleh para ketua RT beserta jajarannya juga dari DKM mesjid Al Hidayah, mesjid Al Amanah, Ibu-Ibu PKK RW 14 juga oleh sukarelawan warga RW 14.

Di sela-sela pelaksanaan qurban, Haenudin Ketua Panitia Qurban menyatakan bahwa, “Alhamdulilah kegiatan qurban di daerah RW 14 Babakan Sari berjalan dengan lancar. Jumlah hewan qurban sapi 4 ekor dan domba 21 ekor, yang akan didistribusikan kepada semua warga di lingkungan RW 14 Babakan Sari," tutur Haenudin yang biasa akrab dipanggil Ustad Udin.

"Yang akan didistribusikan kepada warga yaitu kurang lebih 1.000 bungkus dikarenakan saking banyaknya warga masyarakat yang berhak menerima daging qurban tersebut. Untuk qurban 2024 ini menurun dibanding dengan tahun kemarin 2023 , waktu qurban 2023 sapi berjumlah 5 ekor dan kambing 24 ekor. Tapi Alhamdulilah banyak sedikitnya yang kita harapkan diberikan keberkahan oleh Allah SWT," lanjutnya.

"Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua warga RW 14 Babakan Sari yang telah berpartisipasi dalm kegiatan ibadah qurban ini. semoga kita semua diberikan kelancaran dan keselamatan oleh Alah SWT, Aamiin," pungkas Haenudin.

(Boy)

Rabu, 17 April 2024

Tradisi Asli Indonesia "Halal Bihalal" Yang Penuh Makna


ZONASIONAL
- Makna Halal Bihalal adalah "bersih dan menyapa", yang bermakna membersihkan hati dari dendam, rasa sakit hati, atau kesalahan yang pernah dilakukan. Selain itu, Halal Bihalal juga merupakan wadah guna mempererat tali silaturahmi untuk menjaga keharmonisan antara individu atau kelompok.

Halal Bihalal salah satunya menempel pada hari Raya Idul Fitri. Biasanya Halal Bihalal dilakukan dengan bersilaturahmi ke rumah tetangga, saudara, dan kerabat.  Pada acara Halal Bihalal, tiap orang akan saling memaafkan dan bersalam-salaman.

Halal Bihalal menjadi tradisi yang terus berkembang hingga saat ini. Dan saat ini Halal Bihalal juga dikemas dalam bahasa lain yaitu  "open house", dimana sebuah rumah atau instansi mengundang orang untuk datang bersilaturahmi.

Halal Bihalal ternyata memiliki sejarah sendiri di Indonesia. Tradisi ini merupakan tradisi asli Indonesia yang tak dapat ditemukan di negara-negara lain. Seperti apa sejarah Halal Bihalal dan apa maknanya?

Halal Bihalal memang terdengar seperti berasal dari bahasa Arab. Halal Bihalal sebenarnya berasal dari kata serapan 'halal' dengan sisipan 'bi' yang berarti 'dengan' (bahasa Arab) di antara 'halal'.  Namun, Halal Bihalal sebenarnya bukan berasal dari Arab, melainkan merupakan tradisi yang dibuat di Indonesia. Kata Halal Bihalal bahkan sudah dibakukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. (KBBI), Halal Bihalal berarti hal maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan, dan biasanya diadakan di sebuah tempat (auditorium, aula, dan sebagainya) oleh sekelompok orang. Halal Bihalal juga diartikan sebagai bentuk silaturahmi.

Ada sejumlah versi asal usul istilah Halal Bihalal. Istilah Halal Bihalal berasal dari kata 'alal behalal' dan 'halal behalal'. Kata ini masuk dalam kamus Jawa-Belanda karya Dr. Th. Pigeaud 1938.

Dalam kamus ini alal behalal berarti dengan salam (datang, pergi) untuk (memohon maaf atas kesalahan kepada orang lebih tua atau orang lainnya setelah puasa (Lebaran, Tahun Baru Jawa). Sementara halal behalal diartikan sebagai dengan salam (datang, pergi) untuk (saling memaafkan di waktu Lebaran).

Salah satu versi asal usul Halal Bihalal berasal dari KH Abdul Wahab Hasbullah pada tahun 1948. K.H. Wahab merupakan seorang ulama pendiri Nahdatul Ulama. K.H. Wahab memperkenalkan istilah Halal Bihalal pada Bung Karno sebagai bentuk cara silaturahmi antar-pemimpin politik yang pada saat itu masih memiliki konflik.

Atas saran K.H. Wahab, pada Hari Raya Idul Fitri di tahun 1948, Bung Karno mengundang seluruh tokoh politik untuk datang ke Istana Negara guna menghadiri silaturahim yang diberi judul 'Halal Bihalal.' Para tokoh politik akhirnya duduk satu meja.

Mereka mulai menyusun kekuatan dan persatuan bangsa ke depan. Sejak saat itu, berbagai instansi pemerintah di masa pemerintahan Bung Karno menyelenggarakan Halal Bihalal.

Halal Bihalal kemudian diikuti masyarakat Indonesia secara luas, terutama masyarakat muslim di Jawa sebagai pengikut para ulama. Hingga kini Halal Bihalal menjadi tradisi di Indonesia.

Halal Bihalal tidak dapat diartikan secara harfiah dan satu persatu antara halal, bi, dan halal. Istilah 'halal' berasal dari kata 'halla' dalam bahasa Arab, yang mengandung tiga makna, yaitu halal al-habi (benang kusut terurai kembali); halla al-maa (air keruh diendapkan); serta halla as-syai (halal sesuatu).

Dari ketiga makna tersebut dapat ditarik kesimpulan makna Halal Bihalal adalah kekusutan, kekeruhan atau kesalahan yang selama ini dilakukan dapat dihalalkan kembali. Artinya, semua kesalahan melebur, hilang, dan kembali sedia kala.

Tradisi serupa dengan Halal Bihalal diyakini sudah ada sejak masa Mangkunegara I atau yang dikenal dengan Pangeran Sambernyawa. Saat itu, untuk menghemat waktu, tenaga, pikiran dan biaya, setelah salat Idulfitri, Pangeran Sambernyawa mengadakan pertemuan antara raja dengan para punggawa dan prajurit secara serentak di Balai Istana.

Pada pertemuan ini diadakanlah tradisi sungkem atau saling memaafkan. Semua punggawa dan prajurit dengan tertib melakukan sungkem kepada raja dan permaisuri. Apa yang dilakukan oleh Pangeran Sambernyawa itu kemudian ditiru oleh organisasi-organisasi Islam, dengan istilah Halal Bihalal.

Sampai saat ini istilah  Halal Bihalal menjadi satu nama yang mengawali kegiatan, diantaranya setelah umat Muslim merayakan hari Raya Idul Fitri, dan tidak terkecuali di sekolah-sekolah pun awal masuk setelah libur Idul Fitri maka hari pertama diisi dengan kegiatan Halal Bihalal.

(Dadan Sambas)

Rabu, 10 April 2024

DKM Besar Al Fithroh RW 05 Kel. Cijerah Selenggarakan Shalat Idul Fitri 1 Syawal 1445 H


ZONASIONAL
- DKM Besar Al Fithroh RW 05 Kelurahan Cijerah selenggarakan shalat Idul Fitri 1 Syawal 1445 H / 2024 M di Pelataran Mesjid Al Fithroh yang dimulai pukul 06.30 WIB.

Hadir dalam shalat Idul Fitri ini mayoritas warga RW 05 Kelurahan Cijerah dan warga sekitar, dengan menghadirkan Khatib dan Imam yaitu Ustadz Imam Syuhada Al Iskandar Binmadhi.

Dalam sambutannya ketua DKM Yudianto, S.Pd., menyampaikan laporan  titipan dari masyarakat berupa zakat, infaq, shodaqoh dan fidyah dengan total berupa beras 426,5 kg dan uang senilai Rp. 82.170.000. Selain itu ketua DKM  menyampaikan pula progress pembangunan Mesjid Al Fithroh yang saat ini masih berjalan dan telah menghabiskan Rp. 522.740.934. Terakhir Yudianto mengucapkan terima kepada seluruh pengurus yang telah membantu seluruh kegiatan di Mesjid Al Fithroh selama bulan Ramadan baik kegiatan berbagi takjil setiap hari di bulan Ramadan, bakti sosial, kajian itikaf serta persiapan sampai shalat idul Fitri dapat dilaksanakan.


Ustadz Imam Syuhada Al Iskandar Binmadhi dalam ceramahnya menyampaikan sangat beruntung orang yang bisa memanfaatkan waktunya dengan kebaikan guna meraih magfiroh dari Allah SWT.

Dalam bulan Ramadhan bukan hanya menahan makan dam minum tetapi menahan seluruh tubuh dari hal-hal yang tidak baik, didik untuk selalu bersatu dan berbagi, serta menahan hawa nafsu.

Sudahkan kita mengambil pelajaran dari bulam ramadan dan kita menjadi lebih baik? rasa aman merupakan hal yang lebih penting dari pangan, sesuai dengan doa Nabi Ibrohim AS.

Tidak halal bagi seorang muslim yang menakuti muslim lainnya. Dan sangat dilarang seorang muslim mengancam muslim lainnya meski hanya dengan mengacungkan sebuah besi, apalagi merusak muslim lainnya dengan membunuh.


Hal dasar dalam membentuk rasa aman diantaranya:

1. Men-Tauhidkan Allah SWT dan tidak menyekutukan Allah SWT dalam segala hal.

2. Dengan menegakkan hukum secara adil tanpa tebang pilih dan pilih kasih.

3. Dengan taat kepada pemimpin dalam hal yang tidak bertentangan dengan agama.

4. Mensyukuri nikmat Allah SWT dengan hati dan lisan serta menggunakan dengan baik nikmat tersebut.

5. Selalu berdoa yang merupakan kunci seorang mukmin.

Itulah kiat terbaik dalam mengatasi krisis ekonomi, banyaknya bencana dengan bermunajat dan memakmurkan rumah rumah Allah SWT, pungkas Ustadz Imam Syuhada Al Iskandar Binmadhi.

(Dadan Sambas)

Minggu, 10 Maret 2024

Sambut Bulan Suci Ramadhan 1445 H, Desa Lembang KBB Menggelar Ramadhan Fest


ZONASIONAL - Desa Lembang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat gelar Ramadhan Fest yang diisi dengan kegiatan pawai obor, Sabtu (09/03/2024).

Ramadhan Fest dan kegiatan pawai obor diikuti oleh 2.000 peserta yang merupakan kegiatan kerja sama antara Pemerintah Desa Lembang, BPD Desa Lembang, LPMD, Karang Taruna Desa Lembang, Danramil Lembang, Babinsa Lembang, Kapolsek Lembang Hadi Mulyana, S.H., M.H., Bhabinkamtibmas Ketua DKM se Desa Lembang, Majelis Taklim serta Madrasah se Desa Lembang.


Dalam sambutannya Camat Lembang yang diwakili Sekcam Lembang H.M. Ali Kurniawan, S.Ag., M.M., menerangkan bahwa kegiatan Botram, Papajar dan Pawai Obor merupakan kegiatan kebahagiaan umat Islam dalam menyambut bulan suci Ramadhan 1445 H. Semoga dengan kegiatan Ramadhan Fest ini bisa membawa Lembang menjadi desa terdepan dan menjadi desa termaju, ungkapnya.

Ketua Panitia Ramadhan Fest 2024 Desa Lembang Nurodin Syamsi Hudaya S.Th.I., S.Pd.I, dalam sambutannya menyatakan bahwa kegiatan Ramadhan Fest ini merupakan kerja sama dan kolaborasi antara MUI Desa Lembang, karang Taruna Tunas Jaya dan Pemerintahan Desa Lembang. Ramadhan Fest yang diisi dengan kegiatan Pawai Obor ini dalam rangka Tarhib Ramadhan, sebagai ungkapan rasa bangga serta bahagia dengan datangnya bulan suci Ramadhan 1445 H, sekaligus untuk mempererat silaturahmi warga Desa Lembang dan sebagai daya promosi Desa Lembang sebagai Desa Wisata, maka sepatutnya kegiatan ini dapat dilirik oleh wisatawan lokal dan manca negara, ungkap Nurodin Syamsi Hudaya.

Kegiatan Ramadhan Fest dalam menyambut Bulan Suci Ramadhan 1445 H Desa Lembang yang diisi kegiatan Pawai Obor secara simbolis dibuka dengan penyalaan obor oleh MUI Desa Lembang, Kapolsek Lembang dan Camat Lembang.

(Mang Sambas)

Minggu, 03 Maret 2024

Umat Hindu Bekasi Idealnya Memiliki Pura Segara


ZONASIONAL - Umat Hindu di Bekasi ideal memiliki parahyangan yang keberadaannya di laut atau Pura Segara. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Umum Dewan Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat yaitu Mayjen TNI Purn Wisnu Bawa Tenaya saat menghadiri prosesi melasti Umat Hindu dari Kota Bekasi di pantai Desa Segara Jaya Kecamatan Taruma Jaya pada hari ini, Minggu 3 Maret 2024.

Sekitar pukul 08.30 WIB pagi ini, arak-arakan ratusan umat Hindu dari Pura Agung Tirta Bhuana kota Bekasi memadati lokasi pelaksanaan melasti di Pantai Desa Segara Jaya Kecamatan Taruma Jaya. Lokasi tempat pelaksanaan upacara melasti telah berdandan cantik berhiaskan ornament budaya Hindu Bali.

Kemarin, (02 Maret 2024) dilokasi yang sama telah dilaksanakan giat makerthi ayuning segara (bersih-bersih pantai), bakti sosial pengobatan gratis, pemberian bantuan sosial sembako, dan penanaman bibit pohon mangrove oleh Panitia Dharma Shanti Nasional bersama-sama dengan Panitia Nyepi Banjar Bekasi Tahun Saka 1946 / 2024 Masehi.

Dalam laporan Ketua PHDI Kota Bekasi yaitu I Gusti Made Rudhita mengutarakan bahwa melasti kali ini merupakan sejarah baru yang penuh kesan bagi umat dari Pura Agung Tirta Bhuana. Baru perdana dapat melaksanakan melasti di pantai Bekasi yang jarak tempuhnya hanya sekitar 30 menit. Tahun-tahun sebelumnya pelaksanaannya di pantai wilayah Jakarta dan tahun lalu di wilayah Karawang yang jaraknya cukup jauh.

“Umat Hindu di Bekasi berjumlah sekitar 5000 orang. Umat kami menyampaikan keinginan agar di sekitaran lokasi melasti ini dapat dilengkapi dengan sarana parahyangan yang permanen atau Pura Segara”, ujar Rudhita.

Ketua Panitia Dharma Santi Nasional yaitu Brigjen TNI Ketut Gede Wetan Pastia yang hadir dalam prosesi melasti ini dalam sambutannya mengatakan bahwa melasti yang merupakan rangkaian kegiatan Nyepi 2024 tak terlepas dari ajaran adiluhung Tri Hita Karana. Hubungan yang harmoni antara parahyangan, pawongan dan palemahan.


Brigjen Wetan menginformasikan kegiatan Panitia Nasional yang dipimpinnya mengusung tema “Sat Cit Ananda untuk Indonesia Jaya”, puncaknya nanti adalah gelaran Dharma Santi Nasional yang diagendakan pada minggu terakhir Bulan April 2024. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kelancaran program-program yang telah disusun.

“Apresiasi dan terima kasih kepada umat Hindu dari Bekasi, serta terkhusus masyarakat Desa Segara Jaya atas kesuksesan kegiatan dalam dua hari ini. Wilayah Desa Segara Jaya ini sangat cocok untuk menjadi pusat pelaksanaan kegiatan yang berlandaskan Tri Hita Karana. Tak hanya bagi umat di Bekasi saja namun juga umat Jawa Barat dan sekitarnya”, sambung Wetan.

Dalam penyampaian sambutan oleh Ketua Umum Pengurus Harian PHDI Pusat yaitu Wisnu Bawa Tenaya selain menjelaskan kearifan ajaran Tri Hita Karana, juga memaparkan tentang toleransi kehidupan beragama, bermasyarakat dan bernegara sesuai nilai-nilai luhur Pancasila.

“Tempat kita sekarang ini sangat cocok berbicara masalah cinta, Cinta Tanah Air dan Bangsa, karena Jembatan Cinta beberapa meter dari titik ini merupakan ikon pariwisata kebanggan masyarakat Bekasi. Sehubungan dengan umat di Jawa Barat belum memiliki Pura Segara, wilayah di Desa Segara Jaya ini cukup ideal untuk pendirian parahyangan tersebut”, pungkasnya.

Turut hadir mengikuti melasti di Pantai Desa Segara Jaya ini yaitu Wakil Ketua Panitia Dharma Santhi Nasional, PHDI Prov. Jawa Barat, Pembimas Hindu Jawa Barat, Panitia Nyepi Banjar Bekasi, Pengurus Banjar Bekasi, beserta ratusan Umat Hindu. ***

Sabtu, 03 Februari 2024

PD Dewan Mesjid Indonesia Kab. Bandung Adakan Giat Bimtek JULEHA


ZONASIONAL
- Bertempat di gedung SLRT, Soreang Kabupaten Bandung, Pengurus Daerah (PD) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Bandung mengadakan kegiatan Bimbingan Teknis Juru sembelih halal atau disingkat JULEHA diselenggarakan pada Sabtu (03/02/24). 

Kegiatan Bimbingan Teknis yang berisikan materi bertemakan Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) disampaikan oleh drh. Maria Dewi Sintawati dari Dinas Pertanian Kab. Bandung.

Dalam kesempatan itu, Drh Maria Dewi Sintawati menyampaikan bahwa  mulai tanggal 17 oktober 2024 kementerian agama mengimbau seluruh produk UMKM, PKL dan produk sembelih itu harus punya sertifikat halal, artinya produk yang disuguhkan kepada masyarakat harus Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) 

Menurutnya, hal tersebut sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH), bahwa produk yang masuk, beredar, dan diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib bersertifikat halal.


Selain itu, dalam kegiatan Bimbingan Teknis atau Bimtek tersebut juga dijelaskan mengenai ketentuan pemeliharaan hewan, pasalnya selama ini masyarakat banyak masyarakat yang belum memahami bagaimana cara penyembelihan hewan potong yang  sesuai sehingga tidak menimbulkan hewan potong menjadi stress sehingga akan mempengaruhi kualitas daging. 

Drh. Dian Anggraeni juga menyarankan untuk menghindari tindakan yang mengurangi kualitas produk daging, maka hewan yang akan di potong perlu dilakukan proses istirahat terlebih dahulu setelah melewati perjalanan tujuannya menghindari tingkat stress pada hewan dan mengurangi kualitas produk. 

"Kalau hewan stress daging nya lebih merah, kalau semakin berkepanjangan kualitas daging hewan akan lembek berair, makanya baik lokasi hewan dan juru sembelih harus memberikan proses istirahat terlebih dahulu sebelum dipotong" Ungkapnya.

Kegiatan Bimbingan Teknis (BIMTEK) yang diselenggarakan PD DMI Kabupaten Bandung cukup mendapatkan sambutan yang cukup baik dari para peserta yang datang.

(Red)

Politik Harmoni: Muhammadiyah Untuk Mencerahkan Semesta


Disampaikan pada Acara Dialog Kebangsaan  Muhammadiyah Garut

(Penguatan Dakwah dan Peran  Muhammadiyah di Wilayah  Kebangsaan),

Oleh: Dr. Rd Ahmad Buchari, S.IP.,  M.Si (Dosen Departemen Administrasi Publik FISIP Unpad)

IFTITAH

Politik menurut Ibn Qoyyim Al-Jauziah idealnya berorientasi kepada aqrob ila as- sholah wa ab’ad’an al-fasad, yakni mendekatkan kepada segala hal yang baik serta menjauhkan diri dari segala yang yang fasad. Politik dalam perspektif Muhammadiyah adalah bagian dari muamalah duniawiyyah yang harus diurus dalam kerangka menjalankan dan mewujudkan ajaran Islam dalam kehidupan umat dan bangsa. Muhammadiyah berprinsip bahwa politik pada dasarnya boleh, kecuali hal yang dilarang. Artinya di satu pihak diberi keleluasaan, tetapi tidak berarti serba boleh dan serba bebas tanpa dasar nilai ajaran Islam itu sendiri.

Dalam Khittah Denpasar 2002, dijelaskan antara lain bahwa garis perjuangan politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang didalamnya terkandung nilai- nilai dan orientasi bagi tindakan setiap warga persyarikatan, dimana Muhammadiyah memilih perjuangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui usaha pembinaan atau pemberdayaan masyarakat guna terwujudnya masyarakat madani yang kuat sebagaimana tujuan Muhammadiyah, yakni mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan kenegaraan sebagai proses dari hasil dan fungsi politik pemerintahan ditempuh melalui pendekatan-pendekatan yang secara tepat dan bijaksana sesuai prinsip-prinsip perjuangan kelompok kepentingan yang efektif dalam kehidupan negara yang demokratis. Dalam sisi lain Muhammadiyah memberikan kebebasan bagi setiap anggota persyarikatan untuk menggunakan hak politiknya dalam kehidupan politik yang sesuai dengan hati masing-masing. Penggunaan hak politik dilaksanakan secara rasional dan kritis, sejalan dengan misi dan kepentingan Muhammadiyah, demi kemaslahatan bangsa dan negara.

Dalam Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) disebutkan pula bahwa warga Muhammadiyah perlu mengambil bagian dan tidak boleh apatis (masa bodoh) dalam kehidupan politik melalui berbagai saluran secara positif sebagai wujud bermuamalah sebagaimana dalam keidupan lain dengan prinsip-prinsip etika atau akhlak islami dengan sebaik-baiknya dengan tujuan membangun masyarakat Islam yang sebena-benarnya. Perlu diperhatikan   pula bagi setiap warga persyarikatan bahwa prinsip bepolitik harus ditegakkan sejujurnya dan sesungguhnya, yaitu menunaikan amanat dan  tidak boleh  menghianati  amanat, menegakan  keadilan, hukum dan kebenaran, ketaatan kepada pimpinan sejauh sejalan dengan perintah Allah dan Rasul, mengemban risalah Islam, menunaikan amar ma’ruf nahi munkar, menggajak orang lain beriman kepada Allah, mempedomani Al-Qur’an dan As-Sunnah, mementingkan kesatuan dan persaudaraan umat manusia, menghormati kebebasan orang lain, menjauhi fitnah dan kerusakan, menghormati hak hidup orang lain, tidak berkhianat dan melakukan kedholiman, tidak mengambil hak orang lain, berlomba dalam kebaikan, bekerjasama dalam kebaikan dan ketaqwaan serta tidak bekerjama (konspirasi) dalam melakukan dosa dan permusuhan, memelihara hak baik antara pemimpin dan warga Muhammadiyah, memelihara kemaslahatan umum, hidup berdampingan dan damai, tidak melakukan fasad dan kemunkaran, mementingkan ukhuwah ilamiyyan dan prinsip-prinsip lain yang maslahat, ihsan dan ishlah.

Kata kunci dari elaborasi ideologi Muhammadiyah tentang perilaku politik bagi warga persyarikatan di atas adalah kesadaran untuk hidup harmoni secara kolektif. Kesadaran ini dibangun oleh hadirnya pribadi-pribadi yang sehat (healthy personality), dimana dirinya terbebas dari sifat kebencian dalam segala konteknya, faham akan dirinya tentang makna distingtif identity, dimana seseorang memahami secara benar tentang perbedaan dengan orang lain (mengapa beda dan harus sikap apa yanglayak dilakukan ketika merasa beda), sehingga terang pula dalam jiwanya apa makna sama dan persamaan. Emosinya begitu terkontrol dalam kuatnya nilai, etika dan adab, ia pandai mengelola emosi sehingga tidak mengumbar kemarahan secara membabi buta, sampai-sampai melacurkan segala aturan konstitusi, dus apalagi ajaran agamanya untuk kepentingan syahwat siyasahnya. Syahdan dilain pihak justeru terlihat pandai pula mengeluh, mengadu, curhat kepada rakyat,  seolah dirinya adalah insan yang paling menderita di muka bumi, oleh karenanya apapun dilakukan dengan segala cara dan daya, jika perlu menghalalkan segala cara dibingkai dengan nyanyian kidung serta baju ‘agama’ untuk menutupi watak machivelismenya. Ada gejala dan tercium bau amis rezimintasi agama  dan oligar di ruang publik Indonesia.

Bagi pribadi yang sehat, tak terkecuali dalam berpolitik, bahwa arena ini adalah arena persahabatan, even tanding gagasan, rekam jejak, dan lomba amal shaleh, menyatukan banyak kekuatan, mempererat kekeluargaan, melatih sportifitas, dan ajang       fairplay dalam kontestasi. Lagi-lagi persahabatan adalah keharusan (necessarily), sekalipun melalui seleksi yang secukupnya. Inilah harmoni yang didambakan di tubuh persyarikatan, harmoni atas dasar dinamika dan ragam perbedaan, harmoni oleh sebab peluang tentang sama dan kesamaan, yakni sama- sama mengusung cita-cita yang sama,  sama-sama calegMu, yang tak lain adalah kaderMU, sebagai sama-sama anggota keluarga dari ideologi yang sama, sama-sama anak sah penerus, pelopor, dan pelanjut perjuangan cita-cita Muhammadiyah, terlepas dirinya kader genetik, otentik, pituin, ataukah akseleratif yang saat ini sama-sama ada di tubuh persyarikatan ini. Harmoni sekali lagi itu kebutuhan kita saat ini dan ke depan, ini pula lah yang menjadi keinginan kami induk persyarikatan dengan menghadirkan anda semua disini, jaga jarak kami sama, perlakuan kami akan sama, daya dorong dan daya  ikat  kami  harus  disatukan  menjadi  satu  kekuatan,  yakni harmoni.  Harmoni  is harmony, yakni “ibarat ruang kosong yang diisi bersama, karena ketidaksempurnaan dari hadirnya kita semua di persyarikatan, anak-anak zaman yang majemuk secara epstem perjuangan, lintas zaman, lintas generasi, lintas ilmu, dan bahkan lintas pilihan dan partai politiknya.”

URGENSI POLITIK BAGI PERSYARIKATAN

Nabi Muhammad SAW setelah membangun TAUHID umatnya, beliaupun membangun pemerintahan yang baik. Begitu juga dalam peperangan yang ada pada zaman beliau tak lepas juga dari strategi politik. Maka dalam hukum Islam dikenal dengan nama fiqih politik atau syi’asatul islamiyyah. Setidaknya  ada dua (2) tujuan pokok syi’asatul islamiyyah/syar’iyyah : pertama, iqomatuddin (menegakkan agama). Apa itu menegakkan Agama,  yakni membela Agama,  membela Hukum Agama, membela Syariat Agama, membela Syi’ar Agama, meletakkan ayat-ayat suci di atas ayat konstitusi. kedua, ri’ayatul ummah (mengayomi/melayani ummat). Mementingkan umat di atas kepentingan pribadi atau kelompok atau golongan; mensejahterakan umat,  menggunakan  kekayaan  alam  negerinya  semata-mata untuk  kesejahteraan ummat, bukan untuk kepentingan pribad/kelompok atau justeru digadai dan atau dijual ke asing atau aseng guna memenuhi ambisi pribadi atau kelompok konspirasinya, dan tentu saja justeru harus memberikan rasa aman pada kehidupan umat.

Dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah disebutkan bahwa maksud dan tujuan Muhammadiyah, yakni menegakkan   dan menjunjung tinggi Agama Islam yang sebenar-benarnya hingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Melalui prinsip dasar tersebut, klaim bahwa Islam merupakan agama yang memiliki misi rahmat bagi seluruh alam perlu diejawantahkan dalam kehidupan nyata. Kongkretisasi perwujudan itu, yakni beragama dengan baik dan benar, ketika diletakkan dalam konteks rahmat bagi seluruh alam, yang cakupannya ternyata sangatlah luas. Maka alam konteks inilah, K.H. Ahmad Dahlan  mengelaborasi banyak hal dalam perumusan maksud dan tujuan tersebut, termasuk didalamnya pendidikan, kesehatan, sosial, kebudayaan, hingga urusan politik. Nama-nama seperti K.H. Mas Mansyur mendirikan Partai Islam Indonesia, Ki Bagus Hadikusumo yang berperan aktif  di dalam BPUPKI, juga Kasman Singodimedjo hingga Prof. Amin Rais mendirikan PAN di era Reformasi sekaligus beliau dijuluki sebagai Bapak Reformasi, dan di era politik kekinian beliau mendirikanPartai Ummat. Inilah tokoh pioner sampai yang paling mutaakhir sebagai elite Muhammadiyah dalam berpolitik, meskipun mereka dalam panggung perpolitikan berangkat dari kapasitas secara individu.

Pekerjaan rumah Muhammadiyah saat ini sebagaimana dijelaskan   Bachtiar Effendy (Keharusan Tajdid Politik Muhmamadiyah, 2015:11), bahwa organisasi sekaliber Muhammaadiyah tidak  memiliki  kegairahan  dan semangat yang sungguh-sungguh dalam bidang dan urusan politik. Perihal substansi keterlibatan Muhammadiyah dalam politik adalah membangun kesadaran kolektif, bahwa politik itu sama mulianya dengan amal-amal usaha Muhammadiyah yang lain. Namun demikian persoalan budaya politik Muhammadiyah tidak lepas dari tiga hal berikut:

Pertama, sikap politik warga Muhammadiyah yang menganut politik adiluhung atau high politics (meminjam istilah Amin Rais) atau politik alokatif (istilah yang dipopulerkan Din Syamsuddin). Bagaimana dalam proses dan cara yang dilakukan untuk menegakkan sebuah sistem berdasarkan nilai-nilai agama. Kedua, etika politik politisi Muhammadiyah. Persoalan yang dihadapi  para politisi Muhammadiyah adalah nalar dan kesadaran untuk membaca problem imoralitas perilaku dalam berpolitik. Disinilah peran politik nahi munkar para politisi Muhammadiyah dituntut diperankan. Dan ketiga, tradisi politik Muhammadiyah, yang selalu mejaga jarak yang sama dengan partai politik, menjaga kedekatan yang sama, dan wacana mendirikan amal usaha politik Muhammadiyah.

Alla kuli hal, dalam urusan politik sesungguhnya Muhammadiyah sebagaimana Khittah Denpasar 2002, tetap memandang perjuangan politik praktis penting, mulia dan menjadi urusan dunia  (al-umur al-adunyawiyah), namun mediumnya harus tepat dan proporsional. Berikut kutipan isi khittah tersebut : Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Islam ama ma’ruf nahi munkar dengan maksud dn tujuan mengakkan dan menjunjung tuinggi agama Islam sehingga terwujud Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah berpandangan bahwa agama Islam menyangkut seluruh aspek kehidupan meliputi aqidah, ibadah, akhlak, dan muamalah duniawiyah yang merupakan satu kesatuan   yang utuh dan harus dilaksanakan dalam kehidupan perseorangan maupun kolektif. Dengan mengemban misi gerakan tersebut Muhammadiyah dapat mewujudkan atau mengaktualisasikan agama Islam  menjadi rahmatan lil’alamin dalam kehidupan di muka bumi ini.”

Muhammadiyah memandang bahwa peran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara   dapat dilakukan melalui dua (2) strategi dan lapangan perjuangan. Pertama, melalui kegiatan-kegiatan politik yang berorientasi pada perjuangan kekuasaan/kenegaraan (real politics) sebagaimana dilakukan oleh partai-partai politik atau kekuatan-kekuatan politik  formal di tingkat kelembagaan negara. Kedua, melalui kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang bersifat pembinaan dan pemberdayaan masyarakat maupun kegiatan-kegiatan politik tidak langsung (high politics) yang bersifat mempengaruhi  kebijakan negara dengan perjuangan moral (moral force) untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik di tingkat masyarakat dan negara sebagaimana dilakukan oleh kelompok-kelompok kepentingan (intrest groups).

Sejumlah agenda ke depan dan  secara  teorganisir mohon dikaji dengan seksama terutama oleh Lembaga Hikmah dan Kabijakan Publik Pimpinan Daerah Muhammadiyah Garut, diantaranya :

1.  Mengiventarisasi dan bersilaturahim secara intens dengan segenap kaderMU yang akan dan telah menjadi anggota legislatif (DPR, DPRD, dan DPD), eksekutif (gubernur, bupati, bahkan para kadis, para kepala desa), juga di sektor publik (MUI, KPU, Bawaslu, KI, Dewan Syariah, Baznas, ICMI, KONI, Dewan Pendidikan, KNPI, dan lain sebagainya);

2.  Melakukan pemetaaan dan analisis penyebaran secara akurat sesuai  dengan

peluang yang dimaksimalkan agar memenuhi syarat keterpilihan;

3.  Melakukan usaha dan langkah terencana agar para kader politik tersebut meraih keberhasilan.  LHKP  dapat  memikirkan  kiranya  ke  depan,  langkah  srategispemberdayaan   kaderMu   dalam   politik   dengan   mengadakan   semacam

pesantren siyasah secara sistematis dan terencana;

4.  Menanamkan nilai, visi, dan orientasi  politik yang berbasis pada idealisme dan misi Muhammadiyah. Politik itu penting, tetapi jalannya terjal dan penuh warna sebagaimana hukum kehidupan. Ketika para kader itu berhasil tetaplah tawadhu dan tidak menjadi “kacang lupa kulit”. Organisasi tidak menuntut materi dari kadernya, yang penting para kader politik menunjukkan sikap     positif dan menghargai wibawa persyarikatan. Semua kader Muhammadiyah yang berkiprah di mana pun sama penting, mulia, dan terhormat sesuai dengan komitmen dan tujuannya untuk memberi manfaat yang terbaik bagi persayarikatan, umat, dan bangsa, serta masyarakat luas. Para kader politik juga perlu menunjukkan sikap positif, sekali bertekad masuk politik, maka tetapkanlah hati secara sungguh-sungguh dengan komitmen, kerja keras, tidak usah manja, jauhi sikap saling menjatuhkan apalagi sesama kader, dan kalau pun belum beruntung jangan mudah menyalahkan Muhammadiyah.

Dalam satu kesempatan Prof. Dr. Haedar Nashir, MSi menegaskan bahwa kita seluruh warga Muhammadiyah untuk menggunakan hak pilihnya secara baik, dengan penuh asa semoga pemilu 2024 dilaksanakan tepat waktu dan berlangsung secara bersih, jujur, dan adli serta demokratis dan bermartabat. Maka bagi para pejuang politik Muhammadiyah ‘jadilah petugas Muhammadiyah, tapi jangan menjadi petugas partai di Muhammadiyah.’ Beda kalau membawa misi Muhammadiyah itu artinya Muhammadiyah yang menyinari, artinya kader itu membawa misi Muhammadiyah, dan bukan sebaliknya. Dukung mendukung atau tolak menolak itu biar menjadi urusan pribadi. Jangan membawa-bawa  simbol organisasi apalagi organisasinya. Lebih jauh dari itu, Haedar pun menegaskan: “Lebih-lebih kepada pimpinan Muhammadiyah dari pusat sampai bawah, teruslah kita menjaga marwah Muhammadiyah, garis Muhammadiyah dan   ketulusan kita mengemban misi dakwah dan tajdid yang mencerdaskan, memberdayakan, dan memajukan umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta.”

KHATIMAH

Politik bukan hanya soal proses meraih  kekuasaan, melainkan seni mengelola pemerintahan, sehingga makna politik hakiki adalah kebijaksanaan dan keadaban. Marilah kita jauhkan politik curang, fanatisme buta, dan segala bentuk kejahatan politik, bagi kita warga persyarikatan politik yang dibangun adalah politik berkualitas, bermartabat, damai, inklusif, dan berkemajuan.

Agama dan kekuasaan itu ibarat saudara kembar, agama adalah fondasinya, sementara kekuasaan adalah pelindungnya. Apa saja yang tidak berfondasi bakal hancur, apa saja yang tidak memiliki penjaga akan lenyap (Abu Abdillah al-Qoli, Tadribar, Riyasah wa Tartib Asy-Siyasah, I/81).

(Red)